Assalamualaikum. Wr. Wb..
Halo pembaca blogku? Apa kabar? Setelah sekian lama aku tidak mengisi blog ini, alhamdulillah ada keinginan lagi buat mengisi blog ini. Setelah melihat arsip dari blog ini, gila ternyata hampir 1 tahun lebih tidak mengisi blog ini karena macam-macam alasan yang jelas pasti adalah malas. Lha kok malas? Karena kalau ga malas ya pasti akan menulis kan? Wkwkwkwk..... Semoga kalian sehat selalu ya... Apa yang terjadi selama 1 tahun ini? Semoga kesehatan dan keberkahan selalu melingkupi kalian dan keluarga ya.. Aamiin aamiin Ya Rabbal alamin...
Tulisan kali ini aku buat berdasar perenungan saat sholat Jumat. Jadi aku sholat Jumat di salah satu masjid di Malang yang cukup besar. Seperti biasa, di setiap masjid besar selalu ada makan siang gratis yang dibagikan. Awalnya aku pikir aku tidak akan diberi karena kan jamaahnya cukup banyak. Ternyata pas aku mau keluar masjid, aku diminta ambil nasi bungkus karena kata bapak Takmirnya masih sisa lumayan banyak. Awalnya aku enggan, tapi entah, namanya takdir akhirnya aku ambil nasi bungkus itu. Daripada aku bawa langsung saja aku makan di tempat, lagian aku juga lapar soale dari pagi belum sarapan wkwkwkwk......
Awalnya perenungan ini terkait rejeki
"Bahwa apa yang akan jadi takdirmu akan selalu jadi takdirmu bahkan saat kamu pun tidak memintanya, tapi apa yang tidak menjadi takdirmu juga tidak akan menjadi takdirmu walaupun kamu berusaha sekuat tenaga. "
Kesannya kalau orang yang ngawur pasti bilang, jadi ga usah berusaha dong? Itu namanya malas. Usahanya tetap kudu dilakuin tapi hasilnya yang tidak bisa kita pastikan karena itu sudah hak prerogatifnya Gusti Alloh SWT. Nah tapi lalu muncul perenungan lain, bukankah orang yang bersedekah nasi ini juga pasti ingin mendapat kebaikan dari nasi yang dia sedekahkan ini.
Nasi yang diberikan adalah nasi ayam goreng dengan ada acar yang menurutku lumayan enak dan seger. Apalagi ditambah rasa lapar karena perut yang tidak terisi sejak pagi, maka makin nikmat rasa nasi bungkus ini. Aku saat ini sedang belajar mindful dalam hal apapun salah satunya adalah saat makan. Setiap suap diresapi dengan dan dirasakan dengan kesadaran yang penuh. Saat makan itulah salah satu kesadaran dari perenungan muncul, bahwa kadang kita perlu menerima kebaikan orang lain. Haah??!! Kenapa!? Beberapa orang pasti akan bertanya, bukankah malah diminta untuk banyak berbuat baik? Itu juga pertanyaan yang muncul dalam otakku saat muncul kesadaran ini. Lalu aku menemukan jawabannya...
Kenapa kadang kita harus menerima kebaikan orang lain?
"Kita harus menerima kebaikan orang lain agar kita tidak merasa sombong bahwa kita selalu bisa mengatasi semuanya sendirian."
Hal lain adalah dengan menerima kebaikan orang lain, harapannya kita tidak lupa untuk meneruskan kebaikan yang sudah kita terima kepada orang lain juga. Jadi menerima kebaikan orang lain seperti semacam refresh untuk pikiran kita bahwa kita tetap tidak bisa sendiri dan kebaikan serta rahmat Tuhan ada dimana-mana. Saat menerima kebaikan orang lain kita akan menurunkan ego dan mengucapkan terimakasih, serta hal yang paling penting adalah bersyukur kepada Gusti Alloh SWT tentang rejeki yang dititipkan kepada orang lain itu.
Wah kalau gitu mending nerima kebaikan terus aja?! Nah, nah, nah kok jadi ngelunjak. Kita tetap harus balance dengan memberi juga kepada orang yang lebih membutuhkan bantuan kita. Dengan menerima kebaikan kita ingat bahwa kita harus bersyukur dan dengan memberikan kebaikan kita ingat bahwa kita juga harus berbagi dan juga bersyukur.
Sebungkus nasi ini cukup memberikan makanan fisik dan kesadaranku. Jadi kalau kamu selalu merasa dirimu benar, keras kepala, ngeyelan, mungkin kamu perlu belajar menerima kebaikan orang lain agar egomu bisa lebih turun.
Hal ini berlaku juga buat kamu yang suka overthinking, kamu overthinking karena kamu takut buat tampak lemah atau gagal saat harus menerima bantuan orang lain. Bisa jadi Gusti Alloh SWT kasih kamu jalan-jalan hidup yang tidak mulus karena kamu lupa dan sombong seolah semua bisa kamu selesaikan sendiri, padahal kamu itu lemah dan tidak berdaya. Jadi, jika ada yang menolongmu, ucapkan terimakasih, bersyukur sama Gusti Alloh SWT dan saat kamu berkecukupan jangan lupa berbuat baik sebanyak-banyaknya, jadi saat kamu sombong dan dilemahkan sama Gusti Alloh SWT lagi, Gusti Alloh tetap kasih orang-orang baik buat membantumu melewati masa-masa sulitmu.
Jadi, kamu ingat-ingat hari ini? Apakah kamu sudah berbuat baik belum? Sudah menerima kebaikan orang lain belum? BTW menerima kebaikan orang lain tidak harus berupa barang atau uang, bahkan sekedar dilayani pak parkir dengan senyum, atau dilayani kasir dengan senyum dan ramah juga termasuk kebaikan yang sudah kamu terima. Kalau kamu lupa dan belum bersyukur, bisa jadi kamu termasuk golongan yang susah bahagia hehehe....
Malang, 5 Agustus 2023
Ditulis disebuah cafe
ditemani cappucino tanpa gula
comment 0 komentar
more_vert