MASIGNALPHAS2101
6912188479656223598

Berbuat Baik dan Kebutuhan Berbuat Baik

Berbuat Baik dan Kebutuhan Berbuat Baik
Add Comments
Sabtu, 22 Agustus 2020


Assalamualaikum.Wr. Wb

Apa kabar pembaca blogku? Semoga sehat selalu dan diberikan waktu luang biar selalu bisa baca blogku yang geje ini hihihi walaupun saat ini kita masih hidup di masa pandemi ini. Oh ya, Jangan lupa untuk selalu menjalankan protokol kesehatan seperti rajin cuci tangan, jaga jarak, serta memakai masker kemanapun saat pergi ke luar rumah. 

Tulisan kali ini akan membahas tentang berbuat baik sebagai sebuah kebutuhan. Jangan lupa share kalau tulisan ini menurut kamu bermanfaat dan bisa menjadi kebaikan bagi orang banyak di lingkunganmu.

Berbuat baik menjadi sebuah kebutuhan? Konsep apa ini?

Konsep ini terinspirasi dari sebuah kutipan ayat yang aku baca dari sebuah quotes. Ayat itu berbunyi,

”Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri...) (Q.S Al-Israa (7):7)."

Jelas sekali bahwa jika kita berbuat baik aslinya adalah berbuat kebaikan untuk diri kita sendiri. Oleh karena itu, jelas berbuat baik menjadi sebuah kebutuhan yang harus kita penuhi dalam hidup kita.

Kita harus menjadikan kebiasaan berbuat baik seperti kebutuhan pokok dalam hidup kita. Kebutuhan itu artinya harus selalu kita penuhi dan harus selalu kita usahakan untuk memenuhi jiwa kita dengan kebaikan apapun kondisi kita. Dalam kondisi terburuk, difitnah, disudutkan, dianggap jelek, dianggap hina, tetaplah berbuat kebaikan karena sesungguhnya berbuat baik itu bukan untuk orang lain tapi untuk diri kita sendiri.

Kenapa kok seperti itu?

Karena kita tidak tahu kebaikan kita yang mana yang akan memberikan balasan kebaikan di dunia maupun akhirat. Jika kita ingin menjaring ikan, tentu kita ingin menjaring dengan jaring yang luas dan besar agar semakin banyak ikan yang tertangkap. Hal ini seperti halnya kebaikan, dimana semakin banyak kebaikan semakin banyak hal yang akan kita peroleh entah secara moral, material maupun spiritual.

Lalu bagaimana jika orang memandang buruk saat kita melakukan kebaikan? Dianggap munafik, dianggap pamer, dianggap riya, just one word, “BULLSHIT”. Berbuat baik itu adalah urusan kita personal dengan Tuhan, sebuah kebutuhan hati, kebutuhan rohani untuk tetap menjadi pribadi yang baik. Namanya hidayah tidak tahu kapan datangnya, apalagi kalau kita bantu dengan selalu berusaha berbuat baik, siapa tahu hidayah akan datang lebih cepat tanpa diduga.

Bagaimana jika berbuat baik tapi tidak mendapat balasan yang setimpal? Bahkan malah ditusuk dari belakang?

Jangan takut!!

Kebaikannya akan tetap kembali kepada kita karena kita berbuat baik, dan kejahatan atau yang nyinyir dengan kebaikan kita juga akan kembali mendapat atas apa yang mereka perbuat. Tugas kita adalah berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, tidak peduli orang memandang kita seperti apa. Resiko saat berbuat baik adalah banyak yang nyinyir dan mencibir tapi kebaikanmu tetap harus kamu berikan, karena yang memberi balasan atas kebaikanmu adalah Alloh SWT bukan manusia.

Percayalah, kamu akan banyak kecewa saat kamu berharap hanya kepada manusia, karena manusia itu tempatnya salah dan lupa. Jadi kamu bisa jadi akan kecewa berat saat kamu mengharapkan balasan kebaikanmu dari manusia semata. Jadi berharaplah Alloh SWT yang akan membalas kebaikanmu, bukan si anu, si itu apalagi mereka yang sudah tidak suka sama kamu.

Useless alias tidak berguna jika kamu fokus kepada mereka yang membencimu, fokus pada mereka yang selalu support kamu, fokus pada mereka yang tetap menerima baik atau burukmu, fokus pada mereka yang memaafkan seberapa besar kesalahanmu, lihatlah sekelilingmu dan jangan fokus pada mereka yang membencimu atau tidak suka padamu.

Tidak ada manusia yang sempurna, percayalah akan selalu ada setitik kesalahan dalam setiap kebaikan yang kita perbuat dan juga akan tetap ada setitik kebaikan dalam semua kesalahan yang kita perbuat. Hal inilah yang menjadi dasar dari logo Yin-Yang. Dan sepertilah kita menjalani kehidupan di dunia ini, tidak ada yang selalu sempurna dan hanya Alloh SWT lah yang paling sempurna.

 

Jadi kesimpulannya,

Tetaplah berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya, jadikan itu kebutuhan sehari-hari. Dimulai dengan hal yang sederhana, tersenyum kepada setiap orang dengan tulus, memaafkan diri sendiri dan orang lain, memberikan sedekah, menolong orang yang membutuhkan, tidak menyebarkan aib orang karena belum tentu kita lebih baik dari orang tersebut serta selalu berpikir baik (khusnudzon) kepada Alloh SWT (karena Alloh SWT sudah memperhitungkan semuanya sesuai dengan kemampuan kita). Apalagi buat kalian yang muslim, kita sudah diberikan dua hal bekal yang luar biasa oleh Nabi Muhammad SAW yaitu,

“Sungguh menakjubkan urusan seorang Mukmin. Sungguh semua urusannya adalah baik, dan yang demikian itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali oleh orang Mukmin, yaitu jika ia mendapatkan kegembiraan ia bersyukur dan itu suatu kebaikan baginya. Dan jika ia mendapat kesusahan, ia bersabar dan itu pun suatu kebaikan baginya.”

Jadi mari kita berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya!!

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Yogyakarta, 22 Agustus 2020

 

Renungan meja kotak-kotak

Eri Yanuar

aku orangnya humoriezztttt,lucu,baek hati,suka menabung tp kalo marah, aku diem aja soale bingung. kalo kamu lg baca profileku maka kamu termasuk orang yang beruntung karna aku bingung mo ngisi apa di profile gw jd asal TULIS aja eh KAMUnya baca. KASIAN DECH LOEEEEE.............