Assalamualaikum Wr. Wb.
Kerja Sewajarnya
Mungkin diantara kalian saat ini ada yang sedang berusaha mengejar karier dan juga mengejar mimpi tentang sesuatu dalam hidup kalian. Tidak ada yang salah dalam hal itu, yang salah adalah jika kalian melakukan hal tersebut berlebihan. Tak garis bawahi ya katanya, BERLEBIHAN. Bagaimanakah berlebihan dalam bekerja? Ya sampai lupa keluarga, lupa waktu dan yang paling ekstrem adalah lupa ibadah sama Alloh SWT.
Jangan terpaku pada pekerjaan sehingga tidak punya bekal lain saat kehilangan pekerjaan. Sesungguhnya setiap pekerjaan yang halal itu baik tapi bukankah namanya nasib kita tidak akan tahu apakah kita bisa selalu nyaman dan settle dengan pekerjaan yang kita jalani saat ini. Bagaimana jika ternyata ada yang lebih muda, lebih gesit, lebih baik dan sebagainya? Karena itu memiliki kehidupan di luar pekerjaan menjadi hal yang sangat penting. Kenapa penting? Jika terjadi sesuatu atau masalah di pekerjaanmu, kamu bisa rehat atau break sejenak dengan mengunjungi kehidupan di luar pekerjaanmu seperti hobimu, keluargamu, temanmu dan lain-lain.
Di dalam pekerjaanmu ada rejekimu, tapi rejekimu tidak selalu dari pekerjaanmu
Kata diatas ku dapat saat merenung dalam kesendirian plus saat melihat iklan buku yang ditulis oleh istri teman baikku dr.Muh Abdurrahman, Sp.B. Dia memiliki karier yang bagus di sebuah bank nasional namun dia kemudian memilih menjadi seorang ibu dan membuka bisnis. Lalu ada alumni PSIK UGM juga yang terkenal cukup cerdas, lulus S2 Keperawatan dari universitas terkemuka di Indonesia tapi tidak bekerja menjadi dosen dan menjadi seorang inspirator. Dari 2 hal itu aku belajar bahwasanya dalam pekerjaan memang ada rejeki kita namun rejeki kita tidak melulu dari pekerjaan kita tapi bahkan bisa dari arah dan penjuru yang tidak disangka-sangka.
Bagi yang berminat bisa kontak via IG di @dru_dwiretno
Apakah semudah itu?
Ya tentu tidak, itulah kenapa ada namanya ikhtiar dan menjemput rizki. Namanya menjemput ya kita harus bergerak, harus berjalan, siap jatuh tapi ingatlah bahwa rizki tiap makhluk sudah dijatah dan diperhitungkan oleh Alloh SWT. Bisa jadi rizkimu tidak berlebihan tapi pasti cukup jika kamu mengikuti kebutuhan hidup bukan mengikuti kebutuhan gaya hidup. Aku jadi ingat kata seorang teman dekatku saat wawancara untuk bekerja di UGM,
“Burung saja berangkat pagi pulang sore pasti dalam keadaan kenyang, jadi kenapa harus takut jika rejeki tidak cukup?”
Lalu apakah ini jadi pembenaran untuk selalu nerima dan pasrah?? BIG NO NO, artinya kamu salah memahami tulisan ini. Tulisan ini mengajak kamu untuk bekerja sewajarnya, berusaha mengejar rizki namun tidak melupakan aspek sang pemberi rizki itu sendiri yaitu ALLOH SWT.
Jadi bekerjalah sewajarnya, jangan sampai melupakan hal-hal lain yang penting dalam hidupmu seperti keluargamu, temanmu, hobimu dan lain-lain. Ingatlah, jika kamu meninggal tempatmu bekerja bisa mencari gantimu, tapi aku jamin orang-orang yang sayang padamu tidak akan pernah bisa melupakan kebaikanmu serta hal-hal yang kamu lakukan buat mereka.
Yogyakarta, 29 Agustus 2020
Kafe BasaBasi Timoho
Ditemani secangkir kopi susu kotok
����
BalasHapusTerimakasiih :)
BalasHapus