Hal yang paling aku sukai saat aku bekerja di area klinis adalah melihat anugerah, kebesaran, pelajaran (hikmah) yang diberikan oleh Alloh SWT melalui pasien-pasien yang terbaring sakit di ICU. Itulah kenapa dalam Islam salah satu adab adalah menjenguk orang sakit karena sebenarnya kita diingatkan bahwa harta, tahta, wanita/pria itu tidak akan berarti tanpa kesehatan. Logikanya simpel saja, kalau uang banyak tapi sakit-sakitan tidak bisa menikmati hidup dan habis buat pengobatan gimana?
Hari ini aku kebagian menjaga pasien yang mengalami Parkinson selama 10 tahun dan dirawat di nursing home (panti jompo kalau di Indonesia). Pasien ini datang kemarin dengan penurunan kesadaran dan dicurigai ada pendarahan subdural (simpelnya perdarahan otak). Pasien ini masuk ICU untuk intubasi dan lalu dilakukan pemasangan drainase untuk mengalirkan darah di dalam intrakranialnya. Kalau mau tahu lebih lanjut soal patofisiologinya de el el mending Googling aja yah.... Disini aku tidak mau membahas masalah itu hehehe.....
Pasien ini dikirim ke CT Scan untuk evaluasi post op dan alhamdulillah ternyata proses kraniotominya berhasil sehingga garis tengah otak yang sempat terdesak karena perdarahan bisa mulai kembali ke posisi semula. Seperti di Indonesia, keluarga pasien di Australia juga boleh mengunjungi. Ini kita masuk ke inti cerita "The Power of Love" nya.....
Oh ya, lupa pasien ini sudah tua usia 73 tahun dengan riwayat 10 tahun parkinson. Istrinya umurnya tidak terpaut jauh sepertinya. Aku kembali dari makan siang jam 12.30 waktu Adelaide. Istrinya datang langsung mencium suaminya walau terpasang selang pernafasan di mulutnya (kalau kita orang kesehatan bilangnya selang ET). Lalu istrinya mengajak ngobrol suaminya seperti suaminya sedang sadar.
Sedikit kilas balik , jadi kalau disini perawat pasti mengecek kesadaran pasien dengan menyuruh membuka mata, menggenggam tangan, menggerakkan kaki, cek respon pupil. Saat pagi dikaji benar-benar tidak ada respon. Bahkan setelah pulang dari CT scan masih masih tidak ada respon.
Oke, kembali ke siang hari setelah istrinya datang, saat istrinya datang, perawatnya memberitahu pasien
Perawat: "Pak X istri anda datang pak, ayo buka mata (tidak ada respon) ayo genggam tangan istri anda pak (tidak ada respon)
Perawat bilang ke istrinya, "Ini sedang dalam kondisi masih setengah sadar tapi cukup bagus kok kondisi suami ibu"
Istri cuma mengangguk.
Istri kembali mengajak suaminya mengobrol, sambil menciumi suaminya seolah-olah suaminya sadar. Sambil memegang dan mengelus-elus tangan suaminya, si istri cerita ke kita:
"Suami saya ini sakit parkinson selama 10 tahun, selama 10 tahun pula saya merawatnya, kalau pagi saya dudukkan di kursi depan televisi, saya beri surat kabar. Kadang saya juga bawa ke mall pakai kursi roda, lalu saya beri kopi, saya belanja sehari-hari sebentar. Kalau pagi, saya mandikan, kalau malam juga.... Tapi saya sedih saat usia saya semakin menua, fisik saya tidak kuat lagi mengangkat atau membalikkan badannya saat tidur akhirnya saya titipkan ke rumah jompo. Saya sediih sekali...." (si istri seolah merasa bersalah...)
Perawat menghibur,"Anda sudah melakukan hal yang benar, saya pernah di posisi yang sama dengan anda untuk kakek saya waktu itu. Itu memang keputusan yang benar..."
Istri melanjutkan,"Saya dua kali sehari pasti mengunjungi dia, mengajak jalan ditemani fisioterapi, membawakan baju yang bersih, serta memasak di rumah lalu menyuapi dia di panti jompo."
Perawat," Iya bu, anda sudah melakukan hal yang benar. Saya cari dokternya dulu untuk memperlihatkan foto CT Scan dan menjelaskan kepada anda"
Perawat bilang ke aku, "You keep on eye on him.."
Aku mengangguk (maklum mahasiswa profesi hehehehe......)
Istri lalu mengajak suami mengobrol lagi. SUBHANALLOH, tiba-tiba mata si suami membuka setelah sekian lama terpejam, lalu si istri mencium suaminya di bibir, pipi, dan dahi menyampaikan salam dari keluarga-keluarga. Perawat datang, lalu juga terkejut
Perawat menyuruh menggenggam tangan si istri,"Pak X ini istri anda, anda bisa genggam tangan saya (meraih tangan si istri) Ini tangan istri anda, anda bisa menggenggam tangan istri anda untuk saya..."
Si istri membantu perawat, "Ayo genggam tanganku seperti saat kita berbelanja di pasar, saat kita bertemu dan belanja bareng... Ayo genggam tanganku....."
Aku terharu dan takjub,
Dalam ciuman si istri yang sudah tua renta dan suami yang sudah terbaring lemah itu seolah si istri menunjukkan bahwa kesetiaan suami selama ini terbayar dengan kesetiaan istrinya juga. Setiap ciuman dan tatapan yang diberikan seolah menyiratkan,
"AKU MENCINTAIMU SAYANG.....
walau kamu sudah tidak gagah lagi......
walau kamu terbaring tak berdaya...
cintaku masih sebesar dulu.....
saat kita muda dan berjanji setia....
kamu adalah bagian terbaik dalam hidupku...."
Suaminya pun menutup mata lagi, si istri menemui dokter dan menerima penjelasan dari dokter. Saat itu, suami membuka mata dan seolah mencari kemana istrinya.
"Dimana istriku?
Aku mau melihatnya lagi....
Aku mau mendengar suaranya...
Aku merasakan lembut ciumannya..."
Dan jarum menunjukkan pukul 14.45 waktu Adelaide dan saatnya aku pulang sambil membawa sebuah hikmah bahwa
"cinta diuji saat suka maupun duka".
Dan buat kamu yang mencari pasangan, belum dapat pasangan, carilah pasangan yang akan menemanimu saat suka dan duka serta mau menerima dirimu apa adanya bukan karena kamu mengajaknya nonton di XXI, makan di Parsley, mengajaknya naik BMW.
Saat pasanganmu mau diajak makan nasi dengan lauk sederhana, nonton bintang, diajak naik motor atau angkot dan masih mencintaimu tanpa berubah sedikitpun maka pinang dan nikahilah dia.
sumber gambar: http://hrgalfriday.com/wp-content/uploads/2013/02/care-for-the-elderly.jpg
Kamar sastra 25a Bagot Avenue
Adelaide, 13 Mei 2014
Adelaide, 13 Mei 2014
Setuju banged mba.. :D bahkan saya hanya modal cinta untuk menikahi seorang gadis yang aku cintai :D
BalasHapusBerkece.com | Elbaihaki | Teknogadget | KabarIbu.com