MASIGNALPHAS2101
6912188479656223598

Mengapa waktu tidak bisa kembali?

Mengapa waktu tidak bisa kembali?
Add Comments
Kamis, 13 Maret 2008

(Cerita dan kisah nyata dari Pratiwi, female, Jogja)

Andai waktu bisa kembali dan diputar layaknya jarum jam niscaya aku tidak akan menangis, tidak bersedih dan mungkin kisah ini tidak akan tertulis dalam blog ini. Kenalin, aku adalah mahasiswa semester akhir di sebuah perguruan tinggi negeri di Jogjakarta. Saat ini sebenarnya aku sedang menempuh skripsi dan teori bersamaan. Impianku adalah membanggakan orang tua dengan lulus selama 3,5 tahun karena masa study tercepat di jurusanku adalah 3,5 tahun. Namun, mimpi-mimpi orangtuaku harus sirna dan pupus karena kesalahanku dan mungkin memang itu yang digariskan oleh Alloh. Saat kisah ini kuceritakan kepada Eri, aku hanya berharap semoga kalian yang membaca blognya bisa belajar dari kesalahanku dan berbuat yang lebih baik lagi.

Kisah ini terjadi saat aku sedang menjalani Ujian Akhir Semester Ganjil terakhirku di jurusanku. Waktu itu adalah ujian mata kuliah yang hanya 1 sks. Aku ulangi 1 sks saja…. Namun, 1 sks inilah yang memupuskan impian, harapan dan kebanggaan orangtuaku. Jadawal ujian sebenarnya dimulai jam 8 sampai jam 10 pagi namun aku tidak melihat jadwal dan saat aku bertanya pada temanku pada hari sebelumnya dia menjawab jam 9-an. Mungkin dia lupa, khilaf atau apa karena dia adalah orang yang super sibuk di kelasku tetapi kesalahanku adalah aku tidak melihat jadwal ujian, tidak konfirmasi ke yang lain. Aku terkejut waktu ditelpon temenku padahal jarak rumah dan kampusku itu 45 menit padahal waktu jam 8.30-an. Aku pikir jika ujian sampe jam 10 aku masih bisa mengejar dan kenyataannya ujian mulai jam 8 dan jam ujian cuma 60 menit jadi jam 9 sudah selesai. Aq mencoba tenang dan bahkan sempat bercanda dengan teman-teman karena aku berpikir masih ada remidiasi.

Waktu pun terus berputar, masalah itupun mulai terlupakan. Saat pengumuman nilai, aku benar-benar shock. Aku ingin marah, ingin muntab, menangis, sedih, semua perasaan bercampur dan seolah tidak terucapkan. Aku segera mendatangi ruang dosen, tetapi dicegat oleh teman-temanku termasuk ketua angkatanku. Aku marah pada semua yang ada di situ, aku marah-marahi mereka, aku maki-maki mereka karena nilai mereka A, B, A/B dan aku tidak mendapat nilai. Aku berpikir mengapa mereka tidak mengerti aku, memahami aku. Aku benar-benar marah, marah sekali. Aku ditenangkan oleh mereka lalu mereka mencoba menghiburku. Aku menangis sejadi-jadinya….. Aku sedih banget… Bayangin, aku tinggal melangkah 3 bulan lagi untuk wisuda jadi harus menambah 1 semester lagi karena 1 sks ini. Sakit sekali, sesak sekali di dada kurasakan saat itu….

Teman-temanku lalu mencoba menghubungi koordinator akademik dan kita dijanjikan pukul 12. Aku menangis sejadi-jadinya, emang aku tidak punya nilai ya? Mid-ku? Tugas-tugasku? Apakah semua itu tidak berharga? Aku masih ditenangkan oleh teman-temanku. Aku sedih banget… Sedih banget… Andai kalian tahu perassanku dan hadir saat itu niscaya pasti akan menegerti betapa sakitnya aku. Sakiiit sekali…. Hugh… Hugh…. Koordinator akademik datang karena emosiku masih belum stabil dan saran teman-temanku maka ketua angkatanku yang menghadap beliau. Tapi ternyata setelah lobi sana, lobi sini, lari sana, lari sini ada perubahan tapi tidak bermakna yaitu nilai yang tadinya tidak ada jadi ada tapi E. Hugh…. Sakit sekali kurasakan waktu itu. Aku tidak mungkin lulus jika ada mata kuliah yang tidak ada nilainya atau nilaiku E. Sama saja…..

Aku diihibur dan ditenagkan oleh teman-temanku (untungnya ada mereka) termasuk ketua angkatanku. Dia adalah ketua angkatan sejak pertama kali aku masuk jurusan ini dan kita biasa manggil dia papah.. Aku dihibur dia di ruang komputer dosen. Aku menangis, aku sedih, aku hanya menyalahkan dan terus menyalahkan. Salah satu pertanyaanku saat itu kepadanya sambil menangis,”Kenapa ya Pah waktu tidak bisa diputar kembali?” Jawaban yang dia berikan adalah, “ Saat waktu bisa kita putar kembali niscaya kita tidak akan belajar dari kesalahan-kesalahan kita dan kita tidak akan pernah menghargai waktu. Ada dua pilihan kamu saat ini : kamu jatuh atau bangkit? Kamu jatuh tidak akan menyelesaikan masalah bahkan menambah masalah jika nilai semester genapmu besok jelek tapi jika kamu bangkit dan memperbaiki nilai-nilaimu yang lalu maka kamu malah akan lulus cumlaude. Itu saja pilihanmu saat ini”. Aku juga sempat dihibur oleh dosenku saat bersama ketua angkatanku, beliau bercerita bahwa dulu saat kuliah juga pernah mengalami seperti itu, namun beliau lalu instropeksi diri dan mencoba memperbaiki bahkan saat ini bisa jadi dosen. Aku bisa tersenyum saat itu. Aku juga kesal sama temanku saat itu, tapi nasi sudah jadi bubur. Dia juga seolah menyesal dan merasa bersalah tapi inilah yang sudah terjadi dan kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

Sampai rumah, aku mendapat tekanan yang lebih dari orangtuaku. Aku malamnya sowan ke rumah koordinator akademik bersama orang tua namun tetap saja nol, advokasi ke dekan bidang akademik dan kemahasiswaan namun tidak ketemu. Aku lelah dan aku menyerah, apalagi saat itu aku jadi berita buruk di kalangan dosen-dosen Akhirnya, aku berpikir bahwa aku harus bangkit dan tidak boleh jatuh terpuruk lagi.

Buat semua yang membaca kisahku ini :

“Saat semua telah digariskan oleh-Nya walaupun itu sakit, kita harus menerimanya. Kita tidak tahu rahasia besar apa yang Alloh siapkan di masa mendatang. Yang jelas, waktu dibuat tidak bisa kembali agar kita belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat maka hati-hatilah dengan waktumu, jika dia telah pergi maka takkan pernah kembali. Lebih teliti, lebih berhati-hati dan jagalah sahabatmu yaitu mereka yang ada disaat sukamu dan dukamu serta mau memahamimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu.”
Eri Yanuar

aku orangnya humoriezztttt,lucu,baek hati,suka menabung tp kalo marah, aku diem aja soale bingung. kalo kamu lg baca profileku maka kamu termasuk orang yang beruntung karna aku bingung mo ngisi apa di profile gw jd asal TULIS aja eh KAMUnya baca. KASIAN DECH LOEEEEE.............