Branding dan Label Itu Beda

 

Assalamualaikum. Wr. Wb...

Halo, apa kabar pembaca blogku? Gilaaa aku sudah lama tidak menulis di blog ini. Sampai kayaknya blogku ini sudah jamuran wkwkwkwk.... Jadi memang sejak studi PhD ini, aku lebih banyak nulisnya di media yang berbeda, kayak manuskrip gitu wkwkwkwk rada songong dan sombong nich... Engga siy, aku sekarang lebih intens main sosial media apalagi instagram biar jadi kaya influencer gitu hehehe.... Btw, apa kabarmu? Semoga kamu selalu diberi kesehatan, keluangan waktu dan juga kuota buat baca blogku ini ya... Aamiin aamiin Ya Rabb...

Skip.. Skip... Yuks, kita ke tulisanku kali ini...

Bulan Juli - Agustus lalu aku dapat kesempatan buat balik ke Indonesia setelah sekian lama stay di Taiwan... (yeaaay...). Satu hal yang aku sukai dari pulang ke Indonesia adalah makanan wkwkwkwk.... Gila, enak enak, murah murah dan semua ada rasanya.

Selain itu, aku juga jalan-jalan ke pasar, nah di pasar aku lihat ada penjual ayam warna warni (sama kaya di gambar). Buat yang ga pernah ke pasar, dan ga tau apa itu ayam warna-warni, sini aku jelasin. Ayam ini aslinya warnanya putih tapi lalu dikasih pewarna, biar tampak lucu dan warna-warni. Kalau sudah gedhe ya dia bakal tampak putih. Beberapa aja ada yang ngecatnya ga rata dan tetap keliatan putih, kaya ilustrasi gambar di atas.

Lalu apa hubungannya sama tulisanku ini? Nah, ini nyambung sama perenunganku setelah baca Carouselnya Instagram @tanganbelang, soal salah kaprah personal branding dan label. Kadang orang salah merasa personal branding itu label, misal: barusan aja bisa main gitar langsung merasa personal branding gitaris, padahal skillsnya ya masih pas-pasan baru di level seorang main gitar aja. Nah, branding itu beda sama label. Branding itu adalah apa yang orang kenal dari kamu dan itu beda sama label. Kamu bisa aja pasang label motivator, tapi orang tau brandingmu itu jelek pas memotivasi, ya orang ga akan percaya.

Branding itu adalah apa yang orang percaya dan yang rasakan saat orang lain menyebut namamu. Kamu bisa aja melabeli dirimu baik, tapi kebanyakan orang bilang kamu ga baik, ya labelmu ga akan ada gunanya. Jadi, label bisa aja lepas, tapi branding itu sesuatu yang akan melekat dan orang akan mengingatmu karena brandingmu, entah kebaikanmu, entah keburukanmu, entah kedermawananmu, entah kelucuanmu, intinya saat disebut namamu orang akan tau, oh kamu yang itu tuh. Misal nih: saat kita bilang Sheila On 7, labelnya bisa aja band Jogja, band daerah, dsb, tapi saat bilang branding apa yang terlintas? Orang-orang Jogja yang halus, yang ya stylenya sederhana, ga banyak gosip, lagunya hits, intinya branding dan label itu adalah yang berbeda.

Sama kaya ayam warna-warni tadi, mau diwarnai luar ijo, merah, pink, oranye, itulah label, saat ketauan aslinya ya warna putih, itulah branding. Jadi mau kamu labeli dirimu pinter, baik, tapi kalau banyak orang tidak merasakan hal yang sama, ya artinya kamu hanya melabeli dirimu sendiri. Kalau sampai label dan brandingmu ga sinkron, maka itu waktunya kamu berefleksi dan merenung, hal apa yang bisa dirubah agar label itu bisa menjadi brandingmu. Jangan sampai karena insightmu yang buruk, kamu merasa personal brandingmu bagus padahal itu hanya di level labelmu sendiri aja. Sama kaya, air putih mau dilabeli cola ya orang akan tetap bilang air putih wkwkwk.....

Sekian tulisanku kali ini, semoga bermanfaat ya... Terimakasih ayam warna-warni sudah memberikan inspirasi untuk tulisanku kali ini. Sampai jumpa di tulisanku berikutnya.... (semoga ada wkwkwkw)....

Di sebuah meja 


Tainan, 27 September 2025
Dini hari menjelang subuh